Tips Mencari Rumah Murah Sesuai Budget

Catchy amir sih judulnya wkwkw. Demi kena SEO gugel nih kakaaa *polos *jujur.
Tapi kan murah itu relatif yah. Daripada bikin php orang yang baca, mendingan cari judul lebih aman gimana? XD

Anyway busway, postingan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi ya. Buat orang- orang yang mau mencoba, pasti nanti hasilnya akan ada perbedaan di setiap individu. Namanya juga mencari rumah itu seperti cari jodoh. Ga bisa sama hasilnya. Tapi namanya ikhtiar dan doa, wajib hukumnya dilakukan secara maksimal biar hasilnya maksimal juga.

Sebelumnya udah diceritain proses pencarian si emak dan paksu hingga menemukan jodoh rumah kami disini. Nah, para pembaca yang lagi edisi hunting pun bisa mencoba cara kami. Kalau dihighlight, first thing firstnya adalah:
1. Tentukan kebutuhan dan keinginan. Mana yang wajib dicari dan harus ada dalam properti yang dicari, mana yang bisa dinego.
2. Tentukan lokasi idaman. Lokasi plan A, B, dan C.
3. Tentukan budget. Cek kondisi kesehatan keuangan ya. Kemampuan maksimal pinjaman kalau kepikiran buat ambil pinjaman ke bank, kebutuhan sehari2 keluarga jgn lupa juga diitung. Jangan ampe ada rumah berlindung tapi ntar bingung kehidupan hari esok seperti apa. Buat tentuin budget rumah, bisa tuh kita cari referensi harga di portal penjualan rumah di internet.
4. Revisi no 2 bila terdapat kondisi no 2 dan 3 tidak bisa matching :,(
Kalau budget cocok dengan referensi harga, bisa selanjutnya kita mulai hunting. Tapi kalau budgetnya kejauhan, coba revisi standar dan lokasinya lagi. Khawatirnya ntar kita ngarep terlalu tinggi, kemampuan finansial kita juga agak jauh. Kalau misalnya butuh banget tahun ini punya rumah sendiri tapi ga bisa revisi no 1, 2, dan 3, khawatirnya berujung ga bakal dapet- dapet.

Kalau udah tau dan cocok dengan budget dan tau lokasi yang diincer, tips dalam mencari rumah idaman bisa dilakukan dengan cara:

1. mantengin portal2 jualan rumah. Ada rumah123.com, olx.com, rumah.com, banyak banget deh.

Tipsnya kalau liat web- web portal ini, pastikan menggunakan filter/menyaring opsi2 sesuai dengan kebutuhan kita ya. Masukin tuh angka budget dan lokasi yang kita incer. Jangan ampe budget di 500jt, tapi filternya disimpen di harga 100M misalnya XD. Otomatis ntar properti2 yang harganya tinggi- tinggi bakal ikut muncul dan bikin kita ga fokus gegara rumah- rumah mewah malang melintang buat diliat mata, lalu keburu mimpinya tinggi2 dan melupakan realita di depan mata wkwk. Tips lainnya adalah dengan membandingkan harga per m2-nya utk setiap properti sehingga kita tau mana yang dijual dibawah harga pasaran di area tersebut . Jangan lupa juga untuk double checklokasi yang diinfokan di google maps. Sering loh misalnya kita cari daerah Bintaro, ntar search resultnya bakal ngasih lokasi di 15-30km jauh dr lokasi inceran kita, atau bisa jadi malah nyasar diliatin rumah di Depok XD. Nah kalau semuanya dirasa udah cocok dengan apa yang kita butuhin, baru deh bikin janji dengan penjualnya.

2. Hunting manual lewat agen2 penjual rumah macam E*a Property, R*y properti, dll. Tapi jangan lupa, kalau lewat mereka ini biasanya rumah akan jadi lebih tinggi harganya karena ada service fee 1-3% utk si agen.

3. Hunting sendiri. Sesungguhnya ini yang tipe hunting yang paling seru dibandingkan dua diatas. Karena macam mencari harta karun, kita ga akan tau apa yang bisa kita dapatkan cuy.Semakin kita blusuk2 mencari, semakin banyak potensi2 rumah muncul sesuai kebutuhan kita. Nah Disarankan kalau hunting tipe yang gini sih mending naik motor aja. Karena bisa jadi tiba- tiba lewat sesuatu jalan, trus liat rumah yang nampak sesuai dengan harapan tapi keburu kelewatan, jadi harus muter balik. Atau misalnya mau lewat jalan pintas biar cepet. Kalau naik mobil kan repot pastinya. Nah sesungguhnya banyak loh tanah dan rumah yang dijual dibawah harga pasar tapi ga dimasukin iklan. Selain cari dengan ngider, bisa juga tanya satpam atau tukang ojek di lokasi yang kita keceng. Lumayan juga menghemat waktu. 

Tips berikutnya, edisi menawar propertiiiii…!
1. Selalu apresiasi properti si pemilik rumah. Rumahnya bagus, lokasinya oke, kondisinya, blablala.
2. Beritahukan effort mencari. Jadi keliatan niatnya kita dalam cari rumah, githuuu..
3. Ceritakan kebutuhan kita yang sesuai dengan properti si pemilik
4. Tawar dengan sopan. Yang bisa ditawar selain nego harga juga bisa di term pembayaran, atau meminta tolong owner bersabar sehingga kita bisa apply bank utk proses KPR. banyak loh owner2 properti yang males berhubungan dengan bank.
5. Be nice! pasang senyum, selalu sopan. Jangan songong! Ingat, kita yang butuh, bukan mereka loh.

Nah selanjutnya, jangan lupa juga kencangkan doa yaaa!
Semoga utk para pembaca yang sedang ikhtiar mencari rumah segera dipertemukan segera dengan jodoh rumahnya dan dimudahkan rezekinya yaaa…aaamiiiin.

image source: here

Akhirnya setelah 10 tahun…


Akhirnya, Setelah 10 tahun menikah udah 6 kali pindah kontrakan, kami pun berpikir…ini waktu yang tepat untuk mencari rumah sendiri!

Bentar ngitung dulu: 1 rumah di Belgia, 3 rumah di Karawang, 1 di tangsel, 1 di Jaksel. Tuh kan bener 6 pindahan!

Dari 6 rumah yang ditinggali, ada 1 yang milik sendiri yaitu rumah di karawang, yang baru juga setahun dipake eh rejekinya harus dikontrakkan dan akhirnya dijual karena The Adiputras pindah for a better future ke Jakarta.

Begitu pindah pun ga langsung cari rumah sendiri karena selain harga properti Jakarta yang cencunyah beda jauh dengan Karawang, kamipun sadar diri kalau punya standar agak tinggi dalam mencari rumah:

  1. Maunya di daerah Jakarta Selatan
  2. luas tanah dan bangunan diatas 100m
  3. Bisa diakses dan dekat dengan transport publik dan sekolah anak- anak
  4. Mudah akses ke kantor suami
  5. Akses ke pusat kota gampang
  6. Kalo si bunda sih pengennya…deket mall ya HAHAHA

Sesungguhnya ya standar ini pun muncul dari pengalaman hidup yaaa…dulu inget banget Enin bela2in pindah rumah dari Arcamanik ke Jl. Jakarta dengan luasan yang hanya setengahnya saja cuma gara2 butuh lokasi yang dekat akses ke sekolah dan dekat dengan transportasi publik. For the sake of mental health seorang ibu beranak tiga yang LDR-an pada saat itu. Rumah di jl. Jakarta walaupun luasannya hanya 150m2 setelah renov inipun (kecil loh ini kalau dibandingkan dgn rumah2 pada jamannya), tapi di depan kompleks dilewatin beraneka macam angkot loh:

  1. Margahayu-Ledeng warna biru
  2. Kalapa-Cicaheum via Binong warna hijau
  3. RIung Bandung- Dago warna putih
  4. Panghegar- Dipatiukur warna putih-kuning
  5. Ciroyom- Ciwastra warna cokelat
  6. Antapani- ciroyom
  7. Cicadas- Elang
  8. gongnya… BIS DAMRI!

Jadi saat itu untuk bisa pergi kemana- mana ga perlu tergantung ama ibu buat nganter- nganter. Kesana kesini tuh cuma ngandelin transport publik aja nyampe. Apalagi Bandung kan deket kemana- mana, sehingga transport publik ini cukup nyaman adanya. Inilah salah satu hal yang kerasa banget jadi salah satu privilage perjalanan hidup dari mulai SD sampai kuliah dulu.

Kemudahan privilage ini yang kemudian jadi standar ketika mencari kontrakan dan rumah. Rezekinya, Sewaktu suami dinas di Belgia, lokasinya berseberangan dengan terminal utama. Rumah di Karawang cuma 5 menit langsung nyampe mall. Begitu juga dengan kontrakan di rumah sekarang, akses kemana- mana begitu mudah. Sehingga jadinya ya wajar aja nabung dan mulai mencari butuh waktu selama ini demi mengejar mimpi *tutupMuka.

Mulai cukup pede mencari rumah setelah rumah Karawang terjual pas ketika nilai properti cukup bagus. Hal ini bisa jadi modal buat ngeceng- ngeceng rumah. Biar lebih realistis, ketika mulai ngeceng rumah, si bunda dan suami membuat list menurut kebutuhan dan kemampuan kami:

  1. Bukan di kompleks/cluster. Karena menurut kami harga yang dibayar utk rumah di kompleks itu lebih tinggi karena fasum2 yang ditawarkan. Yaa ga salah juga sih kalau ada yang milih ini. Secara kan kebutuhan setiap orang beda2. Kalau di posisi kami, nampak lebih baik dana utk fasum ini dialokasikan untuk nambah luasan rumah.
  2. Cari rumah kantong/ co-housing biar ga langsung akses ke jalan raya, sehingga anak- anak masih cukup aman kalau main di luar rumah. Co-housing jg jadi pertimbangan krn biaya utk fasum ga akan terlalu besar.
  3. cari tanah/ kavling. Harga tanah akan lebih murah kalau dibandingkan harga tanah+rumah. Disatu sisi, harga tanah akan terus naik kan. Jadi mikirnya kalau udah beli tanah, bisa napas sedikit buat cicil2 nabung utk bangun rumahnya. Kekurangannya kalau beli tanah, biasanya yang jual tanah dengan harga nyungsep itu dibundling dengan luas lahan yang besar- besar (mis 1000m keatas). Kekurangan lainnya adalah si tanah ga bisa langsung kita huni, jadi harus memikirkan proses pembangunan berikutnya.
  4. Cari rumah yang jelek tampak depannya biar bisa ada alasan ketika nego.
  5. rumah/tanah dijual karena BU alias Butuh uang.

Begitu udah tau tipe rumah/ tanah yang dicari, buat budget, cek referensi harga pasar di lokasi yang kita mau, lalu buat penyesuaian jikalau ga pada matching. Penyesuaian bisa di edisi berdamai dengan lokasi, dengan waktu (jadi nabung lagi dulu misalnya), atau revisi budget. Kalau disini karena budget yang paling susah utk direvisi, jadi kami berdamai dengan waktu. Makanya baru bisa cari2 sekarang2 ini.

Kami melakukan semua tips hunting disini, lalu cari rumah- rumah yang tertulis dengan embel- embel BU (Butuh uang), Jual Cepat, atau hitung tanah saja!. Karena dijamin harganya bisa dibawah harga pasar, dan ruang untuk nego bisa lebih besar kesempatannya. Kekurangannya buat cari properti yang punya embel2 ini biasanya bakal lebih prioritasin orang2 yang beli dengan dana cash. Kenapa? Karena kalau via bank biasanya dibutuhkan waktu untuk proses appraisal, cairnya dana, dll. Bisa makan waktu 2-3bulan. Sedangkan orang2 yang butuh uang, biasanya mereka butuh untuk menggunakan dana tsb dengan cepat. Karena pas juga rumah Karawang baru dijual, baru deh berani cari yang tipe begini.

Jangan lupa dibalik setiap ikhtiar, kencangkan doa juga meminta kepada Dzat Yang Maha Kaya. Karena hanya DIa yang tau kebutuhan kita dan maha pembolak balik hati. Kalaupun misalnya ada rumah yang dikeceng, jangan lupa berdoa juga ya supaya penjualnya bisa dilunakkan hatinya untuk ngelepas prortinya ke kita.

Hamdallah, setelah 2 bulan mencari, blusukan setiap wiken biar bisa keliling bareng paksu naik motor, akhirnya kami menemukan ‘jodoh’ yang sesuai budget dan sesuai keinginan kami *terharu. Sebidang tanah di daerah Pondok Labu dari si pemilik yang lagi BU banget. Alhamdulillaaah.

Sekarang, mari mikir gimana cara bangun rumahnya ya? #NgakakStres

image source: homedesignlover.com via pinterest.com

Mamah’s day out: KL

Tersebutlah ada suatu kumpulan –yang ga jelas kenapa bisa terjalin,  beranggotakan 9 orang mamah rempong bin rempes: Mah Din, Mah Dir, Mah Mi, Mah Yan, Mah Na, Mah Ta, Mah Ca, Mah Pit, dan Mah Nin-. 9 Mamah yang cukup pede, merasa anak2nya udah cukup besar, memiliki suami tangguh da sungguh pengertian, sehingga mereka memutuskan mencoba melakukan sesuatu yang agak- agak out of the box: Travelling ke Luar Negeri Bareng! Udah mah halan2 ke luar negeri pula. #KagokEdankeun!

Nah berubung si mamah2 ini terlalu baik hati ga mau membebankan suami dengan kebutuhan dan mau yang terlalu banyak (udah ntr minta titip rumah, titip anak, masa dimintain duit ugha sih?), jadi geng ini memutuskan menabung Rp.500rb selama 6 bulan lamanya. Sebenernya timeplot nabungnya nya sih lebih dari itu. Tapi nampaknya mamah2 udah mulai kehabisan motivasi untuk bertahan nabung kalau kelamaan ngumpulinnya. wkwkwk

Ide awal perjalanan pengen halan- halan ke Bangkok, Thailand. Pengen nengok dan hunting baju2 ketje bin murce untuk menjajaki potensi jualan baju suatu hari nanti. Apa daya kagak muncul hilalnya penerbangan mureh ke Thailand. Nah disaat tiket ke Bangkok masih jual mahal, lah kok ada tiket ke KL manggil- manggil kami yah. Berubung pada dasarnya kami adalah mamah2 mureh yang dikasih teh botol aja udah doyan, otomatis tiket ke KL ini langsung menarik hati, dan seketika itu juga kami melupakan bayangan akan Bangkok yang udah lama ada di otak. wkwk.

Okayh, mari merencanakan perjalanan sebenernyaaa…

 

Tiket mureh udah di tangan. 1,2 jt PP naik KLM cuy! Dapet bagasi 20kg, flight full-service pula. Otak 8 mamah2 tim cuan cuan club setuju semua kalau ini adalah bestbuy. Langsung booking.  Final member: berkurang Mah Pit yang ga bisa ikut, bertambah 2 member junior bocahnya Mah Ca dan Mah Ta.

Perencanaan berikutnya adalah pesan tempat nginep. Yang ini cukup gampang karena hampir semua satu suara buat area lokasi: di Fahrenheit hotel, bersebelahan dengan Mall! Ketauanlah ya, niat mulia jalan2 ke KL tak lain dan tak bukan adalah buat belanjah. Kami pesan 1 kamar utk 9 orang utk 4hr 3 malam di angka 750rb each. mayan kaan. Yang bkin diskusi agak lama cuma edisi mau 1 KM atau 2, tempat tidur bisa share atau ngga, kamar spooky atau ngga.

Itin pun dibuat. Yang ini edisi gampang karena yang lain pasrah dan memilih untuk mendelegasikan kepengurusannya kepada Mah Din saja. Mereka lebih tertarik untuk mikirin persiapan lainnya yaitu….Dresscode!

Namanya geng mamah- mamah, kurang afdol kurang cihuy kalau ga rempes mikirin……DRESKOD!

untuk menentukan dresscode selama 4hr 3 malem ternyata syulit yeee… kondisi lemari 8 wanita beda2 isinya XD. Ada yang personal brandingnya earth tone, jadinya syulit diminta warna stabilo. Ada tim warna polosan sehingga menolak diajakin drescode motif karena ga bakal ada hilalnya tiba- tiba muncul motif loreng2 di lemarinya misalnya. Berhubung ga nemu2 kesepakatan mufakat, akhirnya setelah melalui sistem voting, terdapat 4 jenis drescode berhasil ditentukan:
day 1: black and white

day 2: stripes

day 3: earth tone

day 4: pastel
Menuju hari H, semua mua yang belum memiliki drescode diatas diwajibkan untuk mencari dresscode yang benar. Mamah2 ini ga mau foto ternoda karena ada yang beda barang satu orang pun karena itu adalah Zhalim!

 

Day 1

——

Perjalanan dimulai dari meet up di bandara. Ada 5 kloter berangkat dari titik yang berbeda. Ada mamah Ca yang dateng duluan krn doi akan berangkat bersama toddler, dan toddler kudu check in di counter. Mah Nin datang berikutnya karena doi satu tim check in bersama Mah Ca. Disusul Mah Din, Mah Ta, Mah Dir, dan terakhir tim Jagakarsa: Mah Yan, Mah Na, Mah Mi datang terakhir.

Belum juga mulai pergi cobaan hidup dimulai:
Mah Yan dan Mah Na bermasalah dengan tiketnya sehingga at the very last minute, semua tim dibuat deg- degan.

Ketika tiket berhasil ditangani, semua tim mulai ribut lagi ketika menyadari bahwa ada salah satu anggota yang salah dresscode! Ga ngerti deh, judulnya aja dresscode hitam putih–dua warna only cuy yang dibolehin, dia berani datang dengan menggunakan kerudung MOTIF bernuansa coklat! bernuansa ya gaes. BUkan polosan lagi.  Untung aja emak- emak lain terlalu empet untuk menghitung berapa banyak kesalahan warna yang dia pakai. Kalau ngga, mungkin oknum ini akan menjadi bahan omongan seumur hidupnya 😛

 

Syukurlah oknum yang berinisial Mah Y ini ga disidang lama- lama karena para mamah teralihkan pandangannya melihat gate yang bertuliskan: KLM: Amsterdam.
Memang flight yang akan digunakan ini adalah sebuah flight transit jkt-KL-Ams. Perginya cuma ke KL, tapi berasa naik kelas gitu mau pergi ke yurop. Seperti sudah dibilang sebelumnya. Dikasih teh botol aja mereka cukup. Jadi dikasih tulisan macam gitu aja udah bikin happy lah yawwww….!

Jadwal pesawat take off jam 5 sore. Akhirnya petualangan mamah- mamah pun dimulai. Adioooos!

 

 

Day 2:

Ke Genting, off we goooo…!

Naik bis ke Genting jam 11 siang, sampai jam 1. Langsung cuss naik cable car biar cepet turun lagi buat belanja. hahaha. dasar mamah. Liat outlet langsung bikin ga fokus. Di cable car hanya sepersekian detik kayaknya liat pemandangan, sisanya foto2 tanpa henti. Yang phobia ketinggian, yang serem2 ajeb sensi ama goyangan, semua langsung lupa kalau liat kamera. yang penting wajah kudu ada dn paripurna di foto nanti!

Pulang dari genting selain membawa segudang hasil belanjaan buat sogokan orang rumah, diri sendiri, dan cuan cuan club, para mamah juga membawa….angin dalam tubuhnya. Telat makan karena keasikan belanja dikombinasikan dengan sopir pulang Genting-KL yang awut2an bikin hampir sebagian geng mual2. Mah Na bahkan muntah. Untung aja ga bawa anak. Kalo ngga nampak mereka udah protes:
“Kami ga boleh telat makan. kenapa mamah boleh?”

Inilah salah satu esensi dari berpetualan tanpa anak. Mamah ga perlu pencitraan teuing macam di rumah XD.

 

Halo Pop Mie 2x sehari, halo micin, halo junk food, Halo jalan- jalan ampe jam 1 malem, halo begadang, halo keliling mall seharian. it’s been a while!

 

Day 3

 

Dresscode: Earth tone

 

plan hari ini adalah lari2 cantik di KL park deket sini, menggunakan jersey kebanggan MamahGajah Berlari, lalu foto di petronas, dilanjut makan di nasi kandar. kalau ga inget mau foto abis lari, kayaknya plan sehat macam gini bakal auto dihapus berhubung malemnya begadang dan agak malash ugha. haha.  Setelah sesi pagi, lanjut balik ke apato karena Mah Yan mau pulang duluan. Begitu Mah Yan cuss, rencana berikutnya seharusnya mau naik hop-on hop off KL gitu, terus berfoto (deui) di lokasi2 ciamik. Apa daya hujan melanda, Jadinya kegiatan selanjutnya, shopping, dimajuin jamnya, yang berlanjut terus sampai matahari tenggelam XD. Buat Mah Din dan Mah Nin, kedapetan hujan ini bagaikan rejeki nomplok yang bikin semangat. Secara list jastip udah di depan mata, diskon- diskon bertebaran, plus ada 2 mall diantara tempat menginap sungguh bikin hati semakin menggebu gerilya. Mereka duluan pergi menenteng koper buat nyimpen belanjaan. Cobaan paling berat ada pada Mah Ca dan Mah Ta yang bawa bocah, lalu bingung mau kemana karena ga bisa juga belanja lama2.

Day 3 ini akhirnya berubah jadi plan bebas. sorenya Mah Mi, Mah Diy, Mah Nin, Mah Na, dan Mah Dir ngider cari oleh2 coklat, terus nyasar ke mall lain demi belanja…garam himalayan! ditutup dengan pulang malem naik grab dengan kondisi kaki cape, badan lusuh berkeringat kebanyakan window shopping haha. foto2 kelompok dinyatakan bhay karena semua mencar XD

 

Day 4–kepulangan

 

Dresscode: Pastel Tone

4hr3malem ga berasa dan pengen diperpanjang kayaknya klo ga inget suami dan anak2 di rumah. Sebelum pulang, pagi2 buat Mah Nin kudu keluar rumah jam 5 pagi berhubung doi ada PR long run 14km yang harus dikerjain. Doi pulang, lalu menemukan para mamah tumben2an jam 8 udah siap rapi jali untuk ngider belanja yang terakhir kalinya. ucetttt…

Jam 12 semua udah balik lagi berkumpul, lalu sama2 ke airport, pulang, dan dijemput para suami yang terlihat wajah2 exhausednya jaga bocah selama mamah gone. Thumbs up buat para suami karena tanpa mereka, perjalanan ini ga bakal jadi.

Sekian ringkasan perjalanan kali ini. SUngguhlah terlalu banyak detail yang terlewatkan, karena selain lupa, adalah terlalu banyaaak. Pergi bareng2 gini ada aja hal receh yang terlalu seru utk diobrolin atau bahan hujatan antara satu mamah dengan mamah yang lain. Yang pasti, pulang- pulang, badan capek abis, tapi hati hangaaat.

 

 

So, where to go next, mah?

Recap, Recap, Recap Adidas MFHM (week-1)

Rekap pertama, Minggu pertama dari 4-bulan pelatihan dimulai…

Judul latihan minggu ini: All about basic. Benerin form lari, naikin endurance, latian strength pun back to basic.

(minggu sebelumnya) 13 Juni, Stadion Madya,4-7pm

First thing first: parameter test. Setiap pelari melakukan FMS test (functional moving screening), dilanjutkan Balke test (lari selama 15mnit non-stop) dn diakhiri oleh Anaerobic test (300m lari secepat mngkin). Hasil ini kemudian akan diolah oleh para coach utk mengetahui modal awal yang dimiliki masing2 pelari dn utk menentukan porsi latihan kedepannya akan seperti apa.

parameter test day

Selasa, 2Juli—GBK 7pm

Menu: ABC drills

First official practice! judul minggu ini adalah all about basic, so lets start from the very basic thing: benerin running form! 2 jam latihan ABC drills (ceki2 gugel utk jelasnya ya). Looked so simple….NOT! Sinergi dn koordinasi itu syulit yah sodaraaaa… apalagi ngebenerin sesuatu yg sudah “naluriah” dilakukan: ujung kaki yg terbiasa membuka ketika jalan, ketiak terlalu terbuka, tangan trlalu kedepan menutup dada, kepala nunduk, dll. Contoh diatas harus dibenerin utk mnghasilkan pengeluran energi yg lebih efektif dn efisien nantinya ketika race. Nampaknya ratusan kali coach @doditadit benerin form tiap org dgn masalahnya masing2. catatan utk smdiri: core dn koordinasi tgn dn kaki harus ditingkatkan

meet-up practice day 1

Rabu, 3 Juli—GBK 7pm

Menu: trength training session with @eckie

Masih ttg basic, awal session belajar banyak ttg teori sekaligus praktek. Setiap gerakan yg akan dilakukan untuk melatih otot bagian mana, dsb. Sesi kali ini juga byk mngajarkan basic forms, yg harus dilakukan di rumah seminggu 2x utk 2 mnggu kedepan. Berhubung selama ini si gue utub-minded (alias belajar sendiri bhs kerennya) dn ga ada yg ngeliatin bener salahnya, trnyt banyak form yg harus dibenerin. Lunges, crunch, plank, contoh dr beberapa menu yg dikasih dn harus dilakukan. Si emak masih cheating utk berhasil melakukan one-minute plank (sorry coach masih kebanyakan restnya 🙈). Result: paha pedas sepedas sambal bu Rudy!

meet up practice day 2

Kamis,4Juli—GBK 7 pm

Waktunya berlariiii…

Temanya masih ttg basic: menaikkan endurance atau ketahanan. Menunya easy run selama 40mnit dgn pace yang diminta. Tiap orang punya pace masing2 hasil olahan paramater test kmarin. Bocoran sedikit: dari hasil parameter test, ada yang easy run-nya aja pace 6” bok! Si emak sendiri dpt pace 9:14. Berhubung biasanya klo lari sekitar 8 kecil, sempat agak mempertanyakan kok larinya disuruh lebih lambat sih? Jawabannya balik lagi ke judul menu: untuk meningkatkan level endurance. Catatan latian hari ini: menurunkan pace itu cobaan kakaaa… selama 40mnit entahlah beberapa kali ngecek2 jam buat nurunin atau naikin pace demi terpenuhi kebutuhan latihan. Result: mission accomplished.

day 3 meet-up team

Result 40-minute run; meet-up practice day 3

Jumat, 5 Juli—Rest time

wajib kudu harus istirahat. mari kita intip2 drakor satu-dua episode #eh

Sabtu, 6Juli—Homework time, GBK

mengerjakan tugas mandiri– 20menit recovery run. maksud dari tugas mandiri adalah kita mengerjakan tugas diluar jam meet-up. jadi bisa kapan aja dimana aja dgn siapa saja. Pacenya roughly 60 sd 90 detik lebih rendah dr pace dasar yg kmarin diminta.

Result: mission accomplished

.

recovery run week 1

.

Minggu, 7 Juli—Homework time,CFD

Tugasnya long run with easy pace (masih dgn pace yg dikasih sebelumny). Bedanya yg ini 8km, sis! catatan si bunda, Km ke-4 mulai merasa mati gaya. ini yang jadi salah satu catatan bin tantangan untuk HM.

Salah satu usaha yang dilakukan buat living the moment adalah mencoba ga liat2 jam buat membunuh waktu dn jarak, lalu liat kanan kiri mengamati pakaian lari orang2. eh trnyta pecah konsen, blas lupa liat jam, lalu si pace akhir jadinya malah terlalu lambat #garukAspal. Note to myself buat cari cara mengalihkan perhatian hingga 21km selesai nantinya.

Result: unaccomplished pace, harusnya 9:14, molor ke 9:24

.

.

Catatan pribadi, Overall week pertama ini tentang adaptasi. Ga cuma di adaptasi ttg form berlari, pegel2 malem2, tp juga adaptasi frekwensi lari yang biasanya seasonal nungguin kapan luang jadi terstruktur selama seminggu 4kali! Adaptasi yang harus digarisbawahi lainnya adalah management pakaian berlari ( iya, ada moment ketika si emak buka lemari baju di hari latian dan langsung memutuskan buru2 pergi ke PIM krn baju olahraga eikeh abis bok–masih basah semua 🤣), lalu management rumah tangga jgn lupa. Qadarullah si ayah ada pelatihan 3 bln setiap hr selas kamis, jd ini pertama kalinya ninggalin bocah2 di rumah malem2 selama 3hr berturut2 seminggu ama (dan minggu2 berikutnya) mba-nya aja. Adalah syuliiiit ketika biasanya kami udh kruntelan di kasur di jam2 kritis (baca: jam delapan!) skrg harus pulang lebih malem dgn kenyataan mereka masih terjaga 😅 #ngakakstres. Hatur nuhun bi As udh mau dicolek buat nungguin bocah di rumah lebih malem yaaa. i heart youuuu

Another note to remember, di minggu pertama ini si emak kudu insisi mata, jd bhay softlens buat dipake ketika olahraga. seminggu ini ber-rempes ria lari2 sambil naik2in kacamata krn kemancungan hidung yang “segitu aja” agak kurang cihuy untuk menahan laju kacamata untuk tidak melorot 😆😅.

That was it for the 1st week. Helloooo week 2! 💪🏼